As an Amazon Associate I earn from qualifying purchases

Ujian di Usia Muda: Saat Anak SD Diuji Terlalu Cepat

Ujian Nasional SD: Antara Evaluasi dan Tekanan Dini

Ujian Nasional (UN) di tingkat Sekolah Dasar pernah menjadi momen penting bagi siswa, guru, dan orang tua. Meski kini formatnya telah berubah menjadi Asesmen Nasional, banyak yang masih mengenang betapa besar tekanan UN bagi anak-anak usia dini.

Dulu, siswa kelas 6 harus menghadapi tiga mata pelajaran utama: https://www.globalmoversworldwide.com/ Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Hasilnya menentukan kelulusan, sekaligus menjadi penilaian sekolah. Karena itu, UN seringkali dianggap sebagai penentu masa depan, bahkan sejak usia 12 tahun ke bawah.

Persiapan UN pun tidak main-main. Les tambahan, try out berkali-kali, hingga jam belajar ekstra dilakukan demi satu tujuan: lulus dengan nilai tinggi. Namun, di sisi lain, hal ini menimbulkan beban mental yang tidak sedikit bagi siswa. Tekanan orang tua dan ekspektasi sekolah membuat anak-anak kehilangan waktu bermain, bersosialisasi, bahkan sempat merasa gagal bila nilainya tak memuaskan.

Kini, dengan perubahan kebijakan pendidikan, pendekatan mulai bergeser. Pemerintah mengganti UN dengan Asesmen Nasional yang lebih menekankan literasi, numerasi, dan survei karakter. Tujuannya bukan lagi menghukum siswa dengan nilai, melainkan memetakan kualitas pendidikan secara menyeluruh.

Meski demikian, penting bagi kita untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Evaluasi tetap perlu, tapi tidak boleh mengorbankan kesehatan mental dan semangat belajar anak. Pendidikan dasar harus menjadi pondasi yang menyenangkan, bukan sumber ketakutan.


Ujian boleh berubah bentuk, tapi esensinya tetap: membentuk manusia yang utuh, bukan sekadar angka di atas kertas.
Saatnya kita menata ulang makna ujian sejak bangku dasar.

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Kitchen Wares Rewiew